Responsive Ads Here

Rabu, 23 Mei 2018

Perjalanan panjang mohammad salah menjadi bintang di Primer League



Mohamed Salah lahir di Basion, Gharbia, Mesir, pada 15 Juni 1992. Ia tumbuh di sebuah desa kecil bernama Najrij, sekitar 150 kilometer dari Ibu Kota Kairo. Tak jauh dari rumah Salah, sekitar dua menit berjalan kaki, terdapat lapangan tempat anak-anak bermain sepak bola. "Saya dan teman-teman selalu bermain bola di sana," kata Salah mengenang masa kecilnya seperti dikutip dari liverpool.com. Di antara teman-temannya itu, ada satu anak yang sangat akrab dengannya. Suatu hari seusai bermain bola, kata Salah, teman tersebut mengatakan,"Suatu hari kamu pasti akan menjadi pemain hebat!". Ramalan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab bakat Salah dalam mengolah bola memang sudah terlihat sejak kecil.
Salah kecil tak hanya bermain bola di lapangan atau di jalan-jalan di desanya, tapi juga di kompetisi-kompetisi lokal. Salah satu kompetisi yang diikutinya adalah Liga Pepsi --kompetisi sepak bola untuk anak-anak. Kompetisi ini digelar di Kota Tanta, sekitar 30 menit perjalanan darat dari Desa Najrij. Saat itu usianya baru 14 tahun. Tubuhnya kecil dan kurus seperti capung. Namun ia sangat lincah dan lihai memainkan bola. Permainannya yang atraktif ini memukau seorang pencari bakat dari klub sepak bola Contractors FC (El Mokawloon) yang bermarkas di Kairo. Saat itu juga pencari bakat ini langsung menawarkan kontrak untuknya. "Usia saya baru 14 tahun ketika saya meneken kontrak dengan klub profesional (Contractors FC)," kata Salah seperti dikutip dari laman resmi Liverpool.
Setelah meneken kontrak, bukan berarti segala sesuatunya menjadi mudah. Sebaliknya, Salah menyebut periode ini sebagai masa-masa paling berat dalam hidupnya. Sebab Contractor FC bermarkas di Kairo. Itu berarti Salah kecil harus menempuh jarak 150 kilometer dari dusunnya hanya untuk berlatih sepak bola. Waktu tempuh yang lumayan lama untuk pergi-pulang latihan membuat Salah harus mengorbankan waktu sekolahnya. Setiap hari, ia hanya belajar selama dua jam di sekolah, yakni pada pukul 07.00 hingga 09.00. Setelah itu ia harus berpacu dengan waktu agar bisa sampai di tempat latihan sebelum pukul 14.00. Latihan dimulai 30 menit kemudian dan baru selesai sekitar pukul 18.00. Perjuangan belum berhenti, sebab Salah masih harus kembali menempuh 4 jam perjalanan pulang. Masa remaja Salah habis untuk sepak bola. Jadwal latihan yang padat plus perjalanan panjang yang harus ditempuhnya untuk berlatih membuat Salah tak punya cukup waktu untuk bermain bersama teman-teman sebayanya. Namun ia cukup tabah untuk itu. Sebab Salah menyimpan mimpi menjadi pemain sepak bola dunia. "Saya ingin menjadi seperti Ronaldo (Luis Nazario de Lima), (Zinedine) Zidane, dan (Francesco) Totti," katanya.
Perjuangan panjang Salah menjadi pemain bintang tak sia-sia. Sebab, pelan tapi pasti, karier sepak bola Salah terus melejit. Dari Contractors FC, Salah sempat direkrut FC Basel, Fiorentina, Chelsea, sebelum akhirnya berlabuh di Liverpool, klub yang membuat namanya bersinar. Bersama Liverpool, Salah telah mencetak 29 gol dari 31 pertandingan Liga Primer Inggris, membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak sementara di liga paling bergengsi di Inggris. Namanya kini bahkan disejajarkan dengan nama-nama besar lain seperti Eden Hazard dan bahkan ada yang menyebutnya Messi dari Mesir. Bukan sebutan yang berlebihan. Sebab, seperti Messi, Salah pun lebih banyak bermain sebagai pemain sayap kanan. Ia juga kidal dan tubuhnya mungil seperti Messi. Soal keincahan, Salah juga 11-12 dengan Messi. 
Kini salah tak hanya bermain untuk Liverpool, tapi ia juga memberikan sesuatu yang selama ini mungkin tak lagi dirasakan para Kopites --julukan pendukung Liverpool-- setelah mereka ditinggal Luis Suarez ke Barcelona, yakni kebanggaan!
(Muallipul Arobi 166)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar