Hadirnya SPI (Sumbangan Pembangunan Institusi)
nampaknya hal tersebut akan menyurutkan niatan calon pendaftar di PJKR Unnes.
Hal itu dikarenakan tingginya angka SPI yang dibebankan kepada calon mahasiswa
baru yang mendaftar pada jalur Ujian Mandiri di
jurusan FIK Unnes. “Kalau keadaan seperti tersebut saya harus lulus pada
jalur SBMPTN kalupaun tidak lebih baik menunggu satu tahun lagi”, ujar Ibsyar
Abdillah salah satu calon pendaftar di PJKR Unnes.
Dengan keadaan orangtua yang memang hanya sebatas kata
cukup akan mustahil tampaknya bagi calon pedaftar untuk bisa menyelesaikan
beban SPI seperti dirinya. Memang hal ini menuai banyak kontra dari berbagai
pihak tidak terkecuali dari mahasiswa PJKR saat ini. “Kalau dari saya sendiri dengan
kebijakan ini sangat memberatkan bari calon mahasiswa, karena ini hitungannya
sudah dalam kategori yang sangat besar”, ujar Anaz Haryansyah selaku mahasiswa
PJKR 2015.
Kemungkinan akan terjadi penurunan minat calon
mahasiswa baru yang akan mendaftar ujian mandiri di Unnes terutama di jurusan
PJKR. Sepertinya sudah ada rambu-rambu dari beberapa orang yang mengurungkan
niatannya untuk mendaftar di Unnes. SPI sendiri mencapai angka dua puluh juta
rupiah dan bisa lebih dari itu.
Wacana SPI sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu namun
hal tersebut didemo besar-besaran oleh mahasiswa, karena dinilai tidak sesuai
dengan kemampuan orangtua mahasiswa. Sepertinya dengan dimunculkannya wacana
tersebut kembali pada tahun ini akan ada kembali demo yang akan dilakukan oleh
banyak mahasiswa Unnes. Karena apabila melihat fasilitas yang ada di PJKR
sendiri belum bisa dikatakan berkualitas, karena belum ada AC dan masih banyak lapangan yang digunakan untuk beberapa cabang
olahraga sekaligus, seperti contoh lapangan outdoor belakang yang digunakan
untuk voli, basket maupun hockey. Belum
lagi fasilitas ataupun alat-alat olahraga yang ada di PJKR hampir menuju kata
rusak dan tidak layak, bahkan yang ada di dalam ruangan fitnes banyak alat yang
tidak bisa digunakan.
Apabila memang SPI terpaksa diberlakukan maka harus
ada peningkatan kualitas fasilitas yang harus dikerjakan secara cepat dan bisa
dimanfaatkan mahasiswa baru pada tahun ini. Mengenai jumlah SPI harus dikoreksi
kembali dengan disesuaikan kemampuan masyarakat pada umumnya, karena pendidikan
yang layak merupakan hak siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar