Responsive Ads Here

Rabu, 23 Mei 2018

Terjalnya Perjalanan Hidup Penjaga Gawang Muda

Gambar: aksi Ahmad Ariya Fuat saat memetik bola di udara




Bapak dari anak muda yang bertubuh tegap dan tinggi ini pernah berkata “Hidup memang begini harus ada susahnya, kalau tidak ada susah dalam kehidupan berarti belum benar-benar hidup”, anak muda itu adalah Ahmad Ariya Fuat. Mempunyai semangat yang luar biasa di dalam sanubari dan pemikirannya. Lahir di Grobogan, 1 Februari 1998 itu sangat berbakti dengan setulus hati memang untuk kepada orangtuanya. Hidup yang terjal dilalui Fuat panggilan akrabnya itu dimulai tatkala menginjak usia enambelas tahun, ketika itu masih kurus kecil sedikit belum rapi tatanan pakaiannya ia harus memulai perjalanan panjangnya untuk menggapai mimipinya sebagai penjaga gawang timnas Indonesia kelak. Anak ke-tiga dari pasangan Sutarman dan Pudjiati ini harus berpisah dengan orangtuanya untuk menimba ilmu sepakbola di Diklat Kudus.

Hidup serba kekurangan dan serba prihatin ikhlas dilaluinya untuk bisa menggapai mimpinya. “Tak jarang ada rindu harus saya rasakan, tapi ini adalah pilihan saya dari awal. Saya bisa saja menyerah dari dulu, tapi membanggakan orangtua selalu menjadi tujuan utama”, sedikit cerita dari penjaga gawang dengan tinggi tubuh 182cm ini. Pria yang sangat gemar menyantap olahan ayam geprek dengan level pedas yang tinggi ini menceritakan bagaimana susahnya hidup jauh dari orangtua, meskipun dirasa memang sudah cukup lama dan terbiasa hidup jauh dari timang-timang orangtua, akan tetapi hasrat maupun rasa ingin membanggakan dan membahagiakan orangtua sering hadir dan menjadi beban tersendiri dalam menjalani aktivitas-aktivitas sebagai pemain sepakbola yang sudah menginjak tingkat professional.
Memang tak banyak budi yang bisa terbalaskan kepada orang tua. “Mimpi terbesar dalam hidup adalah mengantarkan kedua orangtua sampai ke tanah suci Mekkah”, sembari sedikit berkaca-kaca dan nada suara yang bergetar nampak ketulusan hati seorang anak ingin menunjukkan bakti kepada orangtuanya. Hidup dengan keadaan seperti ini sudah bisa ditelan mentah oleh Fuat, mulai dari mencuci baju, menyiapkan pengisi perut hingga mencari uang saku tambahan hampir setiap hari tak terlewatkan olehnya. Sikap pantang menyerah dan tidak mudah berpangku tangan terhadap orang lain nampaknya terbawa sampai ke atas rumput hijau. Tidak sedikit yang menganggapnya sebagai pribadi yang memiliki kedisiplinan tinggi.
Siapapun pastinya akan terpesona apabila menyaksikan aksi Fuat dalam menjaga gawang, namun tak lantas mudah dia melalui semua ini. Berangkat dari keluarga yang hanya bisa dibilang cukup dari ujung Grobogan membuat Fuat awalnya merasa minder dan tak yakin akan kemampuannya. Namun siapa sangka cantik dan cekatan dalam melompat memetik bola di udara seakan meyakinkan pelatih untuk mempercayainya sebagai penjaga pertahanan terakhir tim utama di Diklat Kudus pada awal tahun dia masuk disana. Mempunyai kaki jenjang bak kaki jerapah dan badan kekar membantunya dibawah mistar 3,70 meter dan selalu tampil apik hingga membawanya masuk di tim Persiku untuk pertama kalinya pada tahun 2014. Tak pelak hasil ini membawa kabar gembira kepada orangtua di rumah. Tak sampai disitu pencapaian bagus dari remaja dengan paras rupawan ini, prestasi gemilangnya berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Sampai pada tahun 2016 dia harus mengakhiri romantismenya dengan Persiku untuk hijrah ke Persiba Bantul di Liga 2 pada tahun 2017. “Ini tidak pernah ada dalam bayangan saya sebelumnya bisa bermain di Liga 2 apalagi sampai bisa disaksikan keluarga di rumah melalui televisi”, ujar penjaga gawang yang mengidolakan Kurnia Meiga ini. Setiap mentari pagi mulai bersinar disitulah tampak dia memulai aktivitas latihannya, tak pernah menghiraukan pagi itu ada porsi latihan dari pelatih maupun tidak.
Latihan tambahan yang dilakukannya sendiri ini menjadi salah satu kunci kesuksesannya sampai saat ini. “Selain karena doa dan support dari orangtua dan teman-teman saya selalu melakukan latihan tambahan di pagi hari untuk memberi energi positif untuk memulai hari”, cerita singkat pecinta nomor punggung satu tersebut. Untuk menyambut tahun 2018 ada banyak target yang hendak digapainya, salah satu yang utama adalah memperoleh berdiri di puncak dan berkalungkan medali emas PORPROV 2018 bersama tim sepakbola Kabupaten Kudus. Bersama dengan pelatih kiper Agus Gunawan dia tak kenal letih untuk selalu mempertajam kemampuannya dalam menggenggam bola dengan tangan lebarnya. Letih dan sakit selalu menjadi teman setia dalam setiap latihan, tidak bisa dipungkiri apapun jika dilakukan tanpa latihan akan percuma sekalipun alam menganugerahinya sebuah bakat. “Sejauh ini mungkin hanya luka-luka kecil saat melakukan lompatan maupun benturan kecil saat pertandingan. Selain itu Alhamdulillah belum pernah cedera dan semoga selalu diberikan kesehatan dan keselamatan”, begitulah kisah Fuat dalam perjalanannya mengukir prestasi.
Selain untuk PORPROV, tampak memang rejeki tidak akan pergi kemana. Setelah kegagalan tim Persiku Kudus melanjutkan langkahnya dari fase grup Liga 3 Zona Jawa Tengah, tak perlu menunggu lama dia langsung mendapatkan paggilan dari tim PSCS Cilacap, bagaikan mendapat durian runtuh dia pun bergegas tanpa pikir panjang langsung merapat ke Cilacap. Harapan baru pun muncul dalam benak anak muda yang baru berusia 20 tahun ini. “Semoga di tim baru ini saya bisa memberi kontribusi yang besar untuk bisa membawa PSCS promosi ke Liga 2 tahun 2018 ini, sangat bangga pula bisa bermain di tim besar denga riwayat tim yang bagus bersama pemain berpengalaman seperti Jimmy Suparno salah satunya”, bercerita dengan penuh harapan anak muda yang selalu optimis dalam hidupnya tersebut. Meski berat hati awalnya untuk berpisah untuk sementara dengan rekan seperjuangannya di Kudus akan tetapi dia selalu menyadari bahwa inilah jalan perjuangan yang harus ditapaki dengan lapang dada.
Tentang cara yang dilaluinya untuk memperbarui semangat dan memotivasi diri. Fuat tak jarang menghubungi orangtuanya, meski hanya sebatas menanyakan kabar dan berbagi cerita sudah membuatnya melepas sedikit beban di pundaknya. Tutur semangat dan ucapan pengobar jiwa yang terlontar dari mulut Sutarman adalah bahan bakar dalam nadinya, membangkitkan kesadaran tentang tanggung jawab untuk membuat orangtua bangga. Hingga sampai detik dia menyampaikan sepenggal kisah hidupnya ini masih nampak ada rasa belum puas dalam batinnya. Tak banyak materi yang bisa dikirimkan setiap bulannya selalu mengganggu perasaan penjaga gawang yang merupakan fans Manchester United ini. “Meskipun orangtua tak pernah membebankan hal itu, tapi sebagai anak laki-laki yang sedang menuju dewasa pastinya hal itu sudah harus mulai saya lakukan”, menyampaikannya dengan nada suara gemetar dan rasa belum puas.
Sedikit mengutip perkataan emas dari Evan Dimas Darmono bahwa “Semua bisa dikalahkan kecuali Tuhan dan orangtua”, nampaknya hal itu melekat pada diri sang penjaga pertahanan terakhir. Kewajiban kepada Sang Pencipta tak lantas terlupakan olehnya. Dia menyadari penuh bahwa satu hembusan napas dan sehelai kain yang berada pada dirinya adalah karunia-Nya, oleh karena itu sebagai muslim taat kewajiban lima waktu sudah menjadi kebutuhannya. Tak berhenti sampai disitu, amalan Sunnah dan membaca Alquran menjadi pelengkap asupan ibadahnya.
Cerminan baik dari seorang remaja yang memiliki masa depan cerah nan gemilang memiliki kerendahan hati yang tinggi dan selalu optimis menjalani tapak demi tapak kehidupan, tak runtuh oleh hinaan dan tak melayang oleh pujian mampu tergambarkan dengan baik pada pribadinya. Sejauh apapun perahu berlayar, dermaga adalah tempat untuk kembali, mungkin itu yang dapat digambarkan pada sosok penjaga gawang muda yang tak pernah melupakan orangtua dalam keadaan apapun. Tanpa kasih dan banting tulang orangtua kita hanyalah daun yang gugur lalu kering, sedikit pesan yang mungkin berguna untuk selalu memompa semangat dan mengisi kembali motivasi agar tetap dalam jalan menuju mimpi dan mengukir prestasi. “Tidak ada nikmat yang lebih besar daripada nikmat ketika kamu merasa lelah tapi kamu bisa melihat senyum bangga dari wajah orangtuamu”, pungkas pemimpi kecil dari Grobogan dengan menyampaikan sebuah pesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar