Radja Nainggolan Tidak Dibawa ke Rusia, Indonesia siap menerima
Pelatih
Belgia merilis daftar pemain yang akan berjuang membela Belgia. Namun pada
daftar tersebut tak ditemukan nama pemain AS Roma, Radja Nainggolan.
Akibat
dari pencoretan nama radja nainggolan publik kini ramai membuat meme untuk
mengungkapkan kekecewaan mereka. Tak
sekedar meme netixzen indonesia juga meminta Radja Nainggolan kembali ke
Indonesia saja.
“Keputusan
pelatih belgia ini membuat saya sangat kecewa karena tidak bisa menyaksika aksi
sang Radja”, ujar abas yang sangat kecewa dengan keputusan pelatih belgia
tersebut. Dan mungkin.
Memiliki
keturunan darah Indonesia, Radja memang kerap terlihat di media sosialnya yang
mengamati persepakbolaan indonesia.
Jika
memang sang Radjan siap untuk dinaturalisasi tentunya masyarakat indonesia
pasti akan sangat menanti aksi sang
Radja di rumput indonesia. Namun mungkin itu merupakan hanya sekedar harapan (Abaskorp031)
Bangkitlah Persiku Kudusku
Kudus, Rabu
(18/04) - Persiku Kudus mau tidak mau harus menang untuk dapat lolos ke babak
perempatfinal Liga 3 Zona Jawa Tengah 2018. Dugaan itu setelah tim berjuluk
Macan Muria takluk dari Persekat Kabupaten Tegal dengan skor 3-2, dilanjutan
babak penyisihan Grup A Liga Jateng di Stadion Trisanja Slawi, Kabupaten Tegal.
Pasalnya dengan dua laga sisa yang dimiliki, Macan Muria hampir pasti gagal
melaju ke babak selanjutnya.
Bertamu ke
markas Persekat, anak asuhan Hidayat mengusung misi mencuri point. Kesungguhan
itu terlihat dari strategi yang diterapkan sang pelatih, dengan memasang 4
penyerang di barisan depan. Untuk menambah daya gedor.
Sayang tim
Macam Muria lengah di awal pertandingan. Gawang Persiku yang dijaga Arya Fuat
sudah kebobolan tiga menit usai kick off. Ada pemain kembali bergelora ketika
Doni Pamungkas menyamakan kedudukan pada menit 41, dan mampu bertahan hingga
babak pertama selesai.
Setelah
stengah pertandingan pertandingan berlangsung semakin sengit. kedua kesebelasan
silih berganti melakukan serangan. Lagi-lagi tuan rumah mampu kembali unggul
setelah Ady Eko mencetak gol. Sebelum akhirnya disamakan Afrizan pada menit ke
64. Skor imbang 2-2, tetapi akhirnya tim tuan rumah mencetak gol terakhir pada
menit 70 oleh M Faris.
Manajer Persiku Sukma Oni menyatakan,
dalam laga kemarin sebenarnya skema dari tim pelatih berjalan baik. Hanya,
pasukan asuhan Hidayat itu kecolongan di tendangan bebas.”Kami sudah menyerang.
Skema pelatih berjalan baik. Tapi kami kecolongan di bola-bola mati,” terangnya
kepada reporter radar Kudus.
Akan tetapi
harapan itu masih ada jika beberapa hal terjadi. "Kita masih mungkin bisa
lolos meskipun kemungkinannya kecil", kata Hidayat selaku Pelatih Persiku
kepada isknews.com.
Pelatih yang
akrab disapa Yayt itu menyampaikan, kepatian lolos atau tidaknya Persiku
bergantung pada pertandingan antara Persibara Banjarnegara melawan Persekat
Kabupaten Tegal.
Jika
pertandingan tersebut dimenangkan tim tamu yaitu Persibara, maka peluang
Persiku kembali sama kuat dengan Persibara. Akan tetapi jika pertandingan
berakhir minimal imbang atau kemenangan untuk Persekat, hampir dapat dipastikan
Persiku gagal menuju ke perempatfinal.
Jika
nantinya Persekat dapat memenangkan pertandingan, Persiku masih memiliki peluang
lolos dengan syarat menyapu bersih dua laga sisa. Termasuk menjamu Persibara di
pertandingan terakhir.
Meskipun
nantinya persibara mampu menang atas PSIK Klaten, namun apabila pada
pertandingan terakhir kalah dari Persiku dengan skor yang cukup banyak, bisa
jadi yang lolos ke perempat final adalah Persiku.
Sebelumnya
Persiku menang telak dari PSIK Klaten dengan lima gol tanpa balas di Stadion
Kridosono, Blora, Minggu (15/04).
Sementara
itu Pelatih PSIK Prasetyo Sugiyanto mangakui keunggulan Persiku. Di samping itu
anak asuhannya juga kalah mental. "Kami hanya bisa berharap di laga
berikutnya dapat bermain maksimal" ujar Prasetyo Sugiyanto selaku Pelatih
PSIK.
Pendekar Pencak Silat “Bangau Ruyung” Kembali
Tancapkan Kekuatan di Level Provinsi
Hari
minggu pagi didampingi langit Kota Kudus yang sangat cerah. Wajah-wajah penuh
harapan datang dan berkumpul di halaman Dinas pendidikan dan Olahraga Kabupaten
kudus untuk melaksanakan acara yang sangat sacral. Sebut saja Upacara
pemberangkatan atlet kontingen Kabupaten Kudus. Yang pada pagi itu dilepas oleh utusan bapak Kepala
Dinas kabupaten Kudus yaitu Bapak Sri Haryadi Beberapa
alunan kata-kata penyemangan titipan bapak kepala dinas satu persatu terlontar
untuk para atlet yang akan bertanding esok hari yang kebetulan di pagi itu
tidak hanya atlet pencak silat yang akan bertanding. “Selamat
jalan dan seamat bertanding, junjung tinggi nama kabupaten kudus di level
provinsi “,
salah satu alunan kata yang terucap dari Sri Haryadi. Waktu
menunjukan pukul 09.00 WIB rangkaian acara pembukaan telah usai. Masing-masing
atlet berkumpul sesuai dengan cabornya.
Ke 3 atlet Pencak Silat Bangau Ruyung. Yang terdiri dari Kirani Fitria
Handayani, Muhammad Ridwan, Dan Sherly Qutrotunaini Masing masing turun di
kelas Dpi, Epa, Dan Fpi (beurutan). Yang kala itu di Dampingi Wahyu Abaskoro
(Oficial sekaligus Pelatih) dan Mas’ud (Manager). Melakukan pengulangan doa
pemberangkat kembali kemudian dilanjutan berangkat menuju ke Semarang karena
pertandingan kali ini akan di selenggarakan di kota semarang. Namun dihari Itu
tujuannya bukanlah gelanggang pertempuran namun mereka langsung menuju hotel
peristarhatan Di
dalam perjalanan yang di kemudikan langsung oleh sang manager mereka lebih
memilih tidur untuk menjaga kondisi. Meskipun sesekali salah satu mereka ada
yang terbangun untuk sedikit melirik kota-kota yang terlewati dalam perjalanan.
Pukul 11.30 mobil melesat memasuki kota semarang. Sampainya dikota Semarang mereka
langsung menuj Citra Grand Hotel yang berada dipusat kota Semarang Diseblah
Tugu Muda tepatnya. Dan pukul 12.00 mereka sampai dihotel kemudian melakukan
chek-in. Setelah chek-in selalesai Abas sang official memberikan instruksi
kepada ke 3 atlet untuk melakkan istirhat saja dan pukul 16.00 melakukan
latihan ringan untuk menjaga kondisi Tok..tok..tok (bunyi ketokan pintu) disusul kalimat
perintah “ Ayo bangun persiapan latihan” instruksi yang sedikit tegas dari Abas
untuk membangunkan atlet.
Didampingi senja yang memancar indah disore itu mereka berlatih ringan namun
tetap menggunakan budaya keseriusan hal itu terbukti dari banyaknya keringat
yang bercucuran dari pori pori kulit mereka.
Diujung LATIHAN Mas’ud berujar “ Kalian sudah dating jauh juah dari
Kudus jadi berikanlah yang terbaik untuk esok hari” Setelah latihan selesai
mereka melakukan bersih badan dan melakukan makan malam bersama-sama dan
setelah makan malam mereka cepat cepat melalukan istirahat untuk menjaga
kondisi. Hari telah
berganti pagi itu semuanya sudah siap berperang dengan kondisi dan strategi
masing masing. Mobil kontingen melesat diringi ramainya kota semarang untuk
menuju ke Gelanggang Jati Diri.
Pukul 08.00 pertandingan dimulai. Jadwal pertandingan dibagikan. Muncul nama
nama mereka Kirani
Fitria Handayani turun dikelas D putri dengan berat badan (51-55).
Mengawali pertandingan dengan baik. KIrani berhasil menang (5-0) dari lawannya
yang berasal dari Kabupaten Magelang. Kirani behasil menang dengan teknik
guntingan andalannya. Dengan hasil tersebut membawanya melaju ke babak semi
final. Pertandingan
selanjutnya Muhammad Ridwan di Partai ini akan menghadapi lawan yang berasal
dari Kabupaten Magelang. Pertandingan seru terjadi di partai ini. Di ronde 1
dan 2 Ridwan sempat ketinggalan poin begitu jauh. Namun dengan semangat pantang
menyerahnya dia berhasil membalikan keadaan karena musuhnya yang mulai
kelelahan. Dian menang dengan serang tendangan tendangannya yang mematikan.
Alhasil berhasil mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-2 untuk Ridwan. Selanjutanya
Sherly Qutrotunaini merupakan andalan dari kabupaten kudus karena dia
notabennya merupakan juara Nasional. Dia harus menerima tantangan dari wakil
Kabupaten Banjarnegara. Mas’ud yang sebelumnya memprediksi bahwa Sherly akan
menang mudah ternyata salah . Dia mendapat perlawanan yang sngit. Meskipun
hasilnya tetep Sherly menang karena didukung
pengalaman yang sangat lebih jauh dibandingkan Sesi
pagi telah usai mereka melakukan makan siang ditempat pertandingan, setelah itu
melanjutkan pertandingan di babak semifinal, tak diduga pertandingan terlampaui
dengan mudah, tak lepas dari perjuangan anak-anak, sang pelatih Abas memberi
suntikan motivasi dan semangat untuk tetap focus dalam menjalani pertandingan
final. Selepas istirahat siang di hotel megah itu para pejuang melanjutkan
pertarungan di babak final. Dibabak final yang mendapatkan giliran untuk bertempur pertama ialah Kirani
Fitria Handayani ia harus beradu skil dengan wakil dari kabupaten demak. Nama
keduanya telah dipanggil untuk memasuki gelanggang pertempuran siap tidak siap
merekan harus bertanding
Bunyi gaungan gong babak pertama
terdengar. Keduanya nampak bermain hati hati sampai pada pertengahan babak
pertama akhirnya Kirani mampu untuk menjatuhkan lawanya. Lawannya juga tidak
mau mengalah begitu saja. Lawanya juga mebalas dengan tendangan tendangan yang
msduk ke tubuh kirani. Babak pertama selesai. Skor tidak jauh berbeda Kirani
unggul sementara dari lawannya.
Belanjut ke babak kedua laga mulai
panas dan sengit nama kirani masih stabil dalam bermain dan membuatnya masih
unggul sampai babak kedua usai. Namun mala petaka datang dibabak ketiga. Kirani
mulai melakukan beberapa kesalah mulai dari kurang fokus,emosi yang membuatnya
mendaptkan peringatan dari wasit berturut turut yang membuat point yang sudah
ia kumpulkan harus berkuran dan hingga diakhir dengan kesalahn memagang dan
memukul bersama yang semestinya tidak boleh. Dan membuat ia mendapatkan
pengurangan point yang cukup banyak dan membuat lawannya yang dari kabupaten
demak berhasil mengunggulinya dan kirani harus pua dengan medali Perak saja.
Lupakan kekalahan Kirani mungkin itu
yang terpikir dari pikiran coach abas. Lanjut ke pertandinga ridwan yang
mendapatkan lawan dari kabupten Solo. Yang notabennya rajanya provinsi Jawa
Tengah. Dan benar memang lawanya memiliki kemampuan yang lebih dari Ridwan
dibabak 1 dan 2 Ridwan tidak bisa berbuat apa-apa. Namun dibabak ketiga Riwan
mulai berani untuk keuluar menyerang karena lawanya mengalami kelelahan, point
sedikit demi sedikit mulai terkerjar karena lawannya sudah tidak segas babak
1&2 .Namun sayang Ridwan sepertinya memang telat untuk panas waktu yang
dimiki kurang dan menjadikan ia harus mengakui kemenanagan dari wakil kota Solo
tersebut.
“Tersisa 1 wakil dari kabupaten
kudus yang harus berhasil tidak boleh gagal”, ujar coach Abas dengan penuh
semangat. Sherly harus berhadapan lawan dari kabupaten batang. Kasat mata
sherly memang unggul jauh dari lawannya namun apapun dapat terjadi diadalam
gelanggang. Sherly mengawali babak pertama dengan tenang namun point satu
persatu pasti untuk didapat ia berhasil unggul mudah dibabak pertama .
Dibabak kedua Sherli mulai
menggarang tendangan tendangan keras terlepas bantinga, guntingan satu persatu
masuk ketubuh lawannya.dan membuatnya unggul jauh dari lawannya tersebut.
Dibabak ketiga sepertinya Sherly
menginginkan pertandingan agar lebih cepat selesai dia menendang lebih keras
memukul lebih tajam dan akhirnya membuat lawannya tidak dapat melanjutkan
pertandingan dan membuatnya menang K.O dan mengantarkannya menjadi juara 1.
Dengan
pertarungan sengit dan penuh drama akhirnya tim Kabupaten Kudus memperoleh total satu emas
lewat Sherly
Qutrotunaini. Sedangkan kesedihan menghampiri Ridwan dan Kirani yang harus puas memperoleh
medali perak setelah masing-masing kalah dari Kontingen Surakarta dan Demak.
“Saya mengaku puas denga prestasi
yang telah diberikan anak anak. Kirani dan Ridwan masih memiliki waktu yang
panjang untuk terus semangat berlatih dan menjadi juara”, ujar coach abas
setelah upacara penyerahan medali selesai
Gaya Menulis Anak
Olahraga ?? Jangan diremehkan
Sport jurnalisme merupakan salah
satu mata kuliah pilihan di dalam jurusan PJKR. Mata kuliah tersebut membuat
seorang anak yang pandai di bidang olahraga mau tidak mau harus
melebai-lebaikan diri dalam berbahasa.
Kuliah yang tidak wajib untuk
diambil ini malah memiliki peminat yang cukup banyak dikalangan mahasiswa pjkr.
Gak tau apa alasannya mungkin di pandangan mereka menulis dibidang olahrga
lebih mengasikan kali ya.
Namun seiring berjalannya waktu semakin
kesini kuliah serasa semakin berat. Mengapa demikian? Mungkin karena pasion anak olahraga yang
kurang singkron dengan kebiasan duduk didepan laptop dan harus memikirkan
merangkai dan menciptakan sastra yang indah agar dapat dinikmati para pembaca.
Anak olahraga biasanya pecicilan,
males didepan laptop ya sih emang bener seperti itu. Eits jangan salah, Jika seorang anak
oalahraga mau untuk belajar akan banyak sekali bahan yang enak untuk ditulis
dan selalu menjadi tranding. Bagaimana tidak olahraga sekarang sudah menjadi
tranding dikalangan anak muda zaman now .
Jadi semuanya itu tergantung dari
si penulisnya itu sendiri. Namun jikan menulis dibidangnyakan bahan yang
ditulis pasti akan lebih nyambung dan akan lebih enak dibaca dengan bahasa
bahasa yang baik yang akan lebih bisa dinikmati para pecinta olahraga.
“jangan terpaku dengan Olahraga
saja olahraga juga mampu memndatang uang yang lebih kalo kita mampu membaca
setiap peluangnya” , Ujar Eskar wartam salah satu koran ternama didunia.
Intinya jika kita mau tekun dalam
belatih berbahsa yang baik dan benar menulis bukan menjadi masalah yang besar.
Namun mampu menhasilkan uang yang besar. Apalagi sekarang zaman sudah canggih
menulispun dapat dipublikasikan dengan sangat mudah tanpa harus terikat dengan
perusahaan koran maupun perusahan pers lainya.
Kita juga bisa berdiri sendiri
sebagai penulis berita. Kita bisa mengupload hasil tulisan tulisan kita di you
tube blog dll. Jadi kuliah sport jurnalisme di PJKR ini sangat bermanfaat untuk
kedepannya karena zaman yang semakin canggih dan masyarakat juga semakin
membutuhkan bacaan-bacaan yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar